Mesuji/OKI – DUGAAN aksi pungutan liar (pungli) terhadap orang tua siswa, melanda SMP Negeri 4 Embacang, Kecamatan Mesuji Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kabar adanya pungli yang beredar di masyarakat saat ini terkait bisnis penjualan ribuan lembar buku fotokopi mata pelajaran yang sering disebut sebagai lembaran kerja siswa (LKS).
Dalam berkas fotokopi itu terdapat 11 buku mata pelajaran yang dijual ke orangtua siswa seharga @ Rp 11 ribu.
Bayangkan, dengan jumlah siswa sebanyak ratusan siswa, berapa jumlah uang yang terkumpul. Ini yang memberatkan kami, ujar Sukemi (42), orangtua siswa yang harus meminjam uang untuk membeli lembaran berkas fotokopi itu, kemarin.
Menurutnya bagi mereka yang mempunyai uang, harga fotokopi itu barangkali tidak seberapa. Tapi kalau seperti saya yang harus mencari pinjaman uang untuk membelinya, ini sangat berat, katanya.
Ia menjelaskan, transaksi lembaran fotokopi itu dilakukan di rumah ketua komite sekolah. Karena lembaran kerja siswa itu wajib dan sangat penting, para orangtua mau tak mau harus menyediakan uang untuk membeli lembaran fotokopi tersebut.
Ketika hal itu dikonfirmasi ke Kepala SMP Negeri 4 Embacang Mesuji Raya, Riyanto, S.Pd mengakui kebenaran adanya jual beli berkas tersebut. Benar, jual-beli fotokopi buku pelajaran itu memang dilakukan oleh ketua komite sekolah yang saya pimpin. Ini bentuknya bisnis rumahan di rumah pribadi ketua komite, ujar Riyanto secara tertulis.
Menurut Riyanto, bisnis dilakukan atas dasar keputusan rapat dewan komite sekolah. Karena itu ketua komite sekolah melakukannya kepada siswa sekolah itu. Jual beli ini bentuknya formal, sesuai hasil rapat komite sekolah, katanya.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) OKI, Masherdata Musai, SH, MSI, tak memberi reaksi keras atas terjadinya jual beli lembaran fotokopi mata plajaran yang terjadi di SMP Negeri 4 Embacang tersebut.
Namun ia meminta agar wartawan yang menanyakan kasus itu dapat menemuinya di ruang kerjanya. Agar persoalannya jelas, kita ketemu di kantor saja, tukas Masherdata, seusai rapat paripurna OKI Expo, di halaman parkir gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) OKI, dua hari lalu.
Jual beli berkas fotokopi tersebut, mendapat sindiran tak simpatik dari Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat Forum Keadilan RI (DPP FKRI), Ansori AK.
Menurut dia, inilah bukti ketidakberesan pihak sekolah yang menjual berkas fotokopi buku pelajaran kepada orangtua siswa. Kondisi ini banyak terjadi di SMP se-Kabupaten OKI. Menurut mereka, ini bukan pungli. Banyak laporan ke kami yang sudah dikonfirmasi ke pihak sekolah. Tapi para kepala sekolah itu aman-aman saja, kata Ansori.
Ansori menegaskan, Kabid SMP di lingkungan Dinas Pendidikan OKI tak mungkin tidak tahu terjadinya masalah itu. Ada cerita minor di balik fakta kejadian. Ini yang belum dapat kami ungkap, katanya. (den)