Gemantara Satukan Potensi Nusantara

DUA kata, yakni “Gema” yang berarti suara dan “Tara” berarti keberuntungan, menjadi cikal bakal terbentuknya organisasi kemasyarakatan berlabel GEMANTARA (Gerakan Masyarakat Nusantara). Meskipun belum dideklarasikan dan baru sebatas pendekatan, namun organisasi ini telah memiliki banyak anggota.

“Itu adalah suara keberuntungan bagi kita semua. Kami baru memulai sosialisasi dan pendekatan ke daerah-daerah langsung,” kata Ucup Supriatna, SE kepada NN86 di sela rapat koordinasi pembentukan struktur kepengurusan organisasi GEMANTARA, di Bekasi baru-baru ini.

Ucup mengatakan, terbentuknya organisasi ini dilatari adanya keinginan untuk menggali potensi-potensi yang ada di Nusantara. “Karena itu kami hadir dan membentuk sebuah lembaga yang khusus untuk membina dan memasukkan apa yang ada di Nusantara ini. Semua kita satukan bersama dalam GEMANTARA, dalam hal ini dicetus para pendiri kita, terutama Bang Gumay dan Pak Gono. Di sini saya bukan apa-apa dibanding semua teman-teman. Namun dengan kebersamaan dan persatuan kita menjadi kuat. Yang kita utamakan se-Nusantara akan bersatu,” kata Ucup Supriatna, SE yang juga merupakan salah satu pendiri Bakornas GEMANTARA.

Adapun visi dan misi GEMANTARA, kata Ucup, adalah satu tujuan dalam membesarkan nama Indonesia di Nusantara. Kemudian me nyatukan dari suatu unsur dan Kebhinekaa Tunggal Ika-an, dimana hal itu telah terbentuk dalam Undang-Undang ’45 dalam kerangka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Darah kita merah, tulang kita putih semua menyatu. Kita hanya punya dua warna, yakni merah dan putih. Jangan pernah abu-abu, karena abu-abu itu bukan Nusantara, dan bukanlah Indonesia. Yang menyatakan Indonesia ialah yang dua warna itu, Merah Putih untuk semua golongan, agama, suku dan ras bersatu di sini. Karena kita tak memandang dan membedakan semua. Apa yang selama ini dikatakan bahwa saat ini kita sudah pecah, itu tidak benar, dan kita solid,” tegas Ucup.

Karena itu, lanjut Ucup, GEMANTARA mengutamakan dan mengakomodir semua pihak yang memiliki rasa Nasionialisme. “Contohnya, kita ada dari suku Manado, Ambon, Dayak, Sunda dan Betawi, kita bersatu semua. Kita bukan menyatakan suatu golongan, segelintir orang, tapi Nusantara,” jelas Ucup Supriatna.

Lebih lanjut pihaknya juga akan mengupayakan sepenuh hati dalam perjuangan untuk menyatukan Nusantara, yaitu orang-orang atau segelintir manusia dengan berbagai bentuk, suku, agama, ras dipersatukan, yang akan terjawab setelah deklarasi mendatang.
Sementara untuk program-program, semua ada pada AD/ART organisasi, yang program utamanya adalah menyatukan berbagai unsur di Nusantara ini, menggali semua program yang ada di Indonesia.

“Apapun yang tidak ada kita bikin ada untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya wilayah dan daerah tertinggal. Kita akan angkat semua yang berpotensi, mulai dari seni, budaya (kultur), dan ekonomi. Nah, di situ nanti kita gali bersama untuk menyatukan, memperkuat Indonesia ini agar tidak terpecah belah. Insya Allah, dengan kehadiran kita, hal ini tidak akan pernah terjadi lagi,” paparnya.

Artinya, kata Ucup, organisasi ini mendukung semua program pemerintah yang sifatnya konstruktif atau membangun. “Kita selalu mendukung program pemerintah, karena pemerintah yang selama ini diakui institusi ialah pemerintah yang ada, yaitu Nusantara. Insya Allah ke depan, dalam waktu tiga bulan akan jadi kenyataan. Sampai tingkat daerah melalui Bakornas dan Bakorda. Semua unsur kita masukkan, minimal tiga anggota setiap desa tiap kecamatan diisi orang-orang potensial yang akan bisa ikut ke dalam ranah ini,” kata Ucup mengakhiri. EDY – BEKASI

Related posts