MANTAN KADIS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PESIBAR DIDUGA TERIMA SETORAN DANA PEMBANGUNAN USB

Pesisir Barat – Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) Lampung, yang saat ini statusnya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Lampung Barat terkait kasus Korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan tahun
2016, kembali diterpa isu tidak sedap.

Betapa tidak, menurut Edi Syamsuri Ketua LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Pesisir Barat menuturkan bahwa, Arif Usman saat menjabat sebagai Kepala Disdikbud Pesibar pada tahun 2015 lalu, diduga kuat telah menerima setoran dana pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMP Negeri 1 Krui Selatan dari ibu Ratna Ningsih, S.Pd  selaku Ketua Panitia Pembangunan ketika itu.

“Ini kami ada beberapa dokumen bukti – bukti terkait dugaan penyimpangan dana pembangunan USB SMP Negeri 1 Krui Selatan oleh ibu Ratna dam mantan Kadisdik. Selain ada Surat Berita Acara rapat kecil di rumah ibu Ratna yang membahas mengenai setoran kepada pak Arif, ada juga Kwitansi penyerahan uangnya yang ditanda tangani oleh ibu Ratna dan Bendaharanya diatas materai” terangnya kepada Nusantara News.

Masih menurut Edi, dalam kwitansi dan berita acara penyerahan uang setoran sebesar Rp 50 juta yang diserahkan ibu Ratna pada tanggal 6 November 2015 tersebut, disebutkan bahwa setoran itu merupakan setoran pertama dari pihak Panitia kepada Arif Usman selaku Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesibar ketika itu.

“Dalam berita acaranya, di situ disebutkan bahwa itu setoran yang pertama. Artinya, kuat dugaan masih ada setoran – setoran berikutnya yang jumlahnya kita tidak tahu, dalam hal ini kami menduga negara dirugikan ratusan juta rupiah,” jelasnya sambil menambahkan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan segera melaporkan dugaan Penyimpangan dana pembangunan USB tersebut ke Kejaksaan Negeri Lampung Barat.

Terpisah, Ratna Ningsih, S.Pd ketika dikonfirmasi melalui telpon selulernya membantah adanya setoran tersebut.
Menurutnya dana tersebut pada awalnya memang akan diserahkan pihaknya ke Kepala Disdikbud Pesibar sebagai setoran, akan tetapi tidak jadi karena ditarik kembali.

“Iya, awalnya dana itu memang mau saya kasihkan sama pak Arif sebagai setoran, tapi enggak jadi karena saya tarik lagi, uangnya sudah saya gunakan untuk pembangunan lagi, dan kalau gak salah kwitansinya itu dulu sudah saya sobek – sobek tapi kenapa ada sama kamu orang ya ?” kelitnya seraya merasa aneh dikarenakan menurutnya kwitansi setoran tersebut sudah lama tidak ada lagi.

Suwandi Pesibar

Related posts