Palembang – Sekelompok pelajar sedang bergerombol di lahan kosong yang berada di belakang gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 21 Palembang Sabtu lalu, bukan merencanakan untuk tawuran, tapi siswa-siswi ini sedang melakukan kegiatan pembersihan lahan usaha mereka yang ditugaskan oleh pihak sekolah.
SMA Negeri 21 Palembang yang terletak di Jln. H.M. Yusuf Senen Kelurahan Talang Betutu atau berada di perbatasan Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin selain memberikan pelajaran akademik seperti sekolah-sekolah pada umumnya, juga mengajarkan dan melatih siswa/i mereka di bidang wirausaha.
SMA Negeri 21 Palembang yang baru didirikan tahun 2006 ini, tidak berada di wilayah elit. Sekolah yang mempunyai kurang lebih 18 ruang kelas itu dua tahun belakangan ini, maju sangat pesat baik dari pembangunan fisik maupun sistem belajar mengajar. Semua itu tak terlepas dari kerja keras Kepala Sekolah Zulkarnaen, M.Pd beserta jajarannya. Hal itu dapat dilihat seperti pembangunan taman sekolah, joglo dan pembangunan fisik lainnya.
Sistem pembelajaran dan pelatihan wirausaha, siswa/i dibagi dalam beberapa kelompok. Seperti kelompok pertanian, perikanan, kuliner dan perdagangan umum termasuk kelompok marketing. Mereka dilatih dan diajarkan bagaimana membuat usaha juga diajarkan cara bercocok tanam termasuk cara memasarkan produk.
Contoh bidang usaha kelompok pertanian adalah budidaya ikan lele, begitu juga kelompok usaha kuliner, selain memproduksi makanan juga memproduksi makanan luar negeri seperti makanan dari Jepang. Menurut Zulkarnaen, kelompok kuliner sudah berjalan dan hasilnya cukup lumayan.
“Selain itu mereka diajarkan mengenai administrasi, pembukuan keuangan dan pemasaran. Kelompok ini betul-betul dibentuk bagaikan sebuah perusahaan. Setiap kelompok ada penanggungjawab, penanggungjawab ini diberi jabatan Direktur. Di bawahnya lagi ada manajer lengkap dengan manajer personalia dan direktur keuangan, setiap tiga bulan sekali usaha mereka akan dievaluasi”.
Kepsek SMA N 21 Palembang Zulkarnaen, M.Pd ketika ditemui di tempat terpisah menambahkan, SMA yang ia pimpin merupakan salah satu sekolah percontohan pelaksana Pendidikan Kecakapan Wirausaha.
Menurutnya, program tersebut merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) untuk sekolah-sekolah yang lingkungannya berada di tempat masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan jumlah lulusannya tidak mencapai 60 persen yang melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi.
Bagi siswa/i yang tidak dapat melanjutkan pendidikan selanjutnya, tentu ada dua pilihan, pertama bekerja dan pilihan kedua yaitu jadi penganguran. Pilihan kedua inilah yang perlu dicari solusi dan jalan keluar, salah satu jalan keluarnya adalah mengajar dan melatih mereka dibidang wirausaha. Tutup Zulkarnaen.
Penulis :ROSIHAN