Jakarta – Penggerebegan Ranmor hasil pengembangan Satuan Polresmetro Jakarta Pusat terfokus di wilayah Kebon Pisang, RW 07 Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara.
Dalam aksinya, kepolisian menggerebek rumah yang disinyalir sebagai jaringan Ranmor, namun polisi yang berjumlah lebih dari 3 orang diteriaki maling oleh warga.
Alhasil, para kawanan polisi lari sambil menembak dengan membabi buta.
Kejadian tersebut dikatakan para saksi di lokasi, sekitar pukul 22.30 wib, hari Kamis (4/1/2018).
“Kami kaget ketika ada suara tembakan membabi buta dari kawanan polisi.” ucap saksi.
Dikatakan para saksi, kawanan polisi saat diteriaki maling oleh warga, mereka lari sampai ke RW 12 sambil mengeluarkan tembakan.
“Suara tembakan yang kami dengar lebih dari 20 kali mas.” ringkas saksi.
Salah satu peluru nyasar yang dikeluarkan dari polisi mengenai warga yang sedang duduk-duduk di wilayah RW 12.
“Kami sekitar 6 orang habis olahraga futsal duduk-duduk sambil istirahat, namun tiba-tiba kami tersentak kaget melihat teman kami Mario Wendawan tersungkur jatuh, lalu kami langsung membawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur.” papar saksi.
Ironisnya, nyawa Mario Wendawan tidak terselamatkan karena darah yang keluar dari korban terlalu banyak akibat peluru yang bersarang di perut sebelah kanan si korban.
Berdasarkan informasi dari kerabat korban, hasil visum korban dibawa ke Polresmetro Jakarta Pusat oleh Muhammad Djaelani yang memang salah satu warga RW 12, sekaligus anggota polres Jakarta Pusat.
Sebagai ayah dari Korban, Dony Wendawan mendesak Mabes Polri untuk segera mengambil tindakan hukum terhadap anggota kepolisiannya yang telah menembaki warga dengan membabi buta dan satu peluru mengenai putra kesayangannya.
“Kami minta Kapolri segera usut penembak dari anggota kepolisian yang telah mengenai Mario Wendawan putra saya sampai meninggal dunia.” pinta Dony. #uthe