MINAHASA – Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Infanteri ke-69 di Mako Rindam XIII/MERDEKA di Kota Tomohon, pada Selasa (19/12) pagi, dihadiri langsung Komandan Korem (Danrem) 131/Santiago Brigadir Jendral TNI Josep Robert Giri SIP MSi.
Sejak berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), tanggal 19 Desember telah ditetapkan sebagai HUT Corps Infanteri. Hingga memasuki usia 69 tahun ini, Corps Infanteri masih tetap berdiri kokoh dan sejarah mencatat bahwa corps Infanteri merupakan pasukan terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Amanat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Mayjen TNI Surahwadi (pembina Korps Infanteri TNI AD) yang dibacakan Danrem Santiago menyampaikan, “Sebagai insan yang beriman dan bertakwa marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan, nikmat dan karunia serta ridhoNya sehingga pada hari ini kita dapat menyelenggarakan upacara peringatan hari Infanteri TNI AD tahun 2017 dalam keadaan sehat walafiat.”
“Sebagai komandan pusat kesenjataan Infanteri dan pribadi, saya mengucapkan selamat Hari Infanteri tahun 2017 kepada segenap prajurit corps Infanteri beserta keluarga dimana pun berada dan bertugas. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas pengabdian, keberhasilan, dan prestasi yang telah dicapai prajurit dan satuan infanteri dalam mengharumkan nama baik corps Infanteri dalam mendukung tugas pokok TNI AD,” ujarnya.
Lanjutnya dikatakan, “Tumbuh dan kembang corps Infanteri sebagai corps terbesar di TNI AD tidak pernah terlepas dari sejarah perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah ketika menghadapi agresi Militer Belanda II Tanggal 19 Desember 1948 dimana pada saat itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan perintah kilat No. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat No. 1/1948 tanggal 12 Juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan Perang Rakyat Semesta dimana pasukan-pasukan yang hijrah me4laksanakan aksi Wingate (Infiltrasi) dengan cara Long Mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk Wherekrise (Kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya. yang merupakan taktik dan strategi prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.”
“Prajurit infanteri kuat bersama rakyat merupakan cerminan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Diharapkan mampu menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan nasionalisme Bangsa, bela negara dan penguatan cinta tanah air dalam upaya memperkokoh kemanunggalan TNI dan rakyat. Karena TNI dan rakyat tidak dapat dipisahkan dan merupakan amanat konstitusi yang menegaskan bahwa sistem perlawanan semesta menjadi pilihan yang terbaik dalam mempertahankan NKRI,” tandas Danpuenif yang ditirukan Danrem Santiago.
Upacara HUT Infanteri kali ini dimeriahkan dengan atraksi “Tentara Tempo Dulu” dengan berseragamkan campuran dan beralatkan senjata seadanya termasuk senjata bambu runcing yang merupakan senjata tradisional digunakan melawan dan mengusir penjajah pada masa itu.
Upacara ditutup dengan serah terima Peleton Ranting Yudha Wastu Pramuka Jaya yaitu penyerahan 2 (dua) pucuk senjata LE dengan sangkur terhunus, 1 (satu) bendera corps Infanteri, 1 (satu) Bendera Kodam XIII/Merdeka, amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Ikrar Corps Infanteri.
Dalam upacara HUT infanteri, bertindak selaku inspektur Upacara (irup) Danrem 131/Santiago, sementara komandan upacara Dandim 1309/Manado Letkol Infanteri Arif Hariyanto dan perwira upacara Kasdim 1302/Minahasa Mayor Infanteri Maudin Purba, S.Sos.
Upacara dihadiri Kasrem 131/Santiago, Danrindam XIII/MERDEKA, seluruh Kepala Seksi Korem 131/Santiago, Forkopimda Kotamadya Tomohon, para Dandim jajaran Korem 131/Santiago, Polres Tomohon, siswa Pramuka dan seluruh anggota di jajaran Korem 131/Santiago.
Vendry