ICRAF Indonesia Gelar Lokakarya Sehari PahlawanGambut

Pontianak, Nusantara-news86.com – ICRAF Indonesia Programe mengadakan kegiatan Lokakarya Sehari PahlawanGambut Rabu (30/03/2022), bertempat di Hotel Harris Jl.Gajah Mada Pontianak Provinsi Kalimantan Barat,di buka secara resmi oleh Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar Ir.H.Adi Yani,MH mewakili Gubernur Kalbar.

Dr.Sonya Dewi selaku Country Director CIFOR ICRAF Indonesian Programe di dampingi Kadishut LHK Kalbar mengatakan,
Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia (Peat-IMPACTS Indonesia) didukung oleh pemerintah Federal Jerman melalui The German Federal Environtment Ministry – The International ClimateInitiative (IBMU-IKI).

Sonya menambahkan kembali,Kegiatan ini akan berjalan selama 4 tahun (2020-2023) berlokasi di kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

ICRAF melaksanakan kegiatan ini bermitra dengan Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPN/BAPPENAS).

Proyek ini berfokus pada restorasi, pengelolaan dan perlindungan gambut dan oleh karena itu secara langsung akan berkontribusi pada Nationally Determined Contribution (NDC) dan target pembangunan jangka menengah tingkat nasional.

Proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya 13 (Aksi Iklim), dan 15 (kehidupan di darat).

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendukung perwujudan pengelolaan gambut berkelanjutan dengan memperkuat kapasitas teknis dan kelembagaan serta penyelarasan peran antara sektor publik dan swasta.

Terdapat 5 tujuan khusus yang akan dicapai, yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman tentang kebakaran gambut dan risiko emisi di dalam bentang lahan.
2. Memperkuat kapasitas untuk mengintegrasikan pengelolaan lahan gambut ke dalam tata kelola bentang lahan yang lebih luas di seluruh fungsi produksi-perlindungan untuk berkontribusi pada komitmen nasional pengurangan emisi gas rumah kaca dan pembangunan rendah karbon.
3. Mengembangkan kapasitas petani kecil untuk mengelola paludikultur berbasis pepohonan yang menggabungkan profitabilitas dan pengurangan emisi.
4. Merumuskan opsi di berbagai jenis restorasi bentang lahan gambut yang menghubungkan aksi lokal dengan eksternalitas di bawah kebijakan dan kemitraan konservasi mata pencaharian.
5. Bertukar pembelajaran untuk mempercepat dan memperluas dampak restorasi lanskap gambut ditingkat nasional.

Di dalam Peat-IMPACTS, kami memulai sebuah inisiatif yang disebut dengan PahlawanGambut.

PahlawanGambut adalah sebuah gerakan untuk menghimpun pengetahuan, pembelajaran, pemahaman serta berbagai ide terkait pengelolaan gambut berkelanjutan oleh para penggiat, peneliti, pelaku usaha, petani dan generasi muda di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Kubu Raya sendiri.

Himpunan pengetahuan tersebut kemudian akan digunakan untuk bersama- sama memperkuat tata kelola dan kapasitas pemangku kepentingan di lahan gambut Indonesia.

Sebagai bagian dari PahlawanGambut,kami melaksanakan Program Inkubator Peneliti Muda Gambut (IPMG), yaitu sebuah program pelatihan dan penguatan kapasitas bagi generasi muda pria dan wanita Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat yang diselenggarakan oleh ICRAF melalui Peat-IMPACTS.

Pahlawan Gambut bertujuan untuk menghasilkan kader-kader muda yang mencintai lahan gambut, penuh energi, antusiasme,dan motivasi dengan ketertarikan pada isu lingkungan, penghidupan dan riset serta siap ikut serta dalam pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.

Program ini mengajak 25 wanita dan 25 pria lulusan muda dari perguruan tinggi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat untuk bekerja selama 3-4 bulan bersama peneliti-peneliti ICRAF, petani gambut dan para penggiat gambut di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat untuk mengungkap berbagai pengetahuan, pembelajaran dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan.

Harapannya, semua pihak dapat berkontribusi secara aktif kedalam kegiatan terkait restorasi, pelaksanaan berbagai jasa lingkungan, pengembangan paludikultur yang cocok di lahan gambut dan pendekatan khusus untuk meningkatkan fungsi gambut bagi masyarakat Sumatra Selatan, Indonesia dan untuk kita semua, pungkas Sonya.

(Sy)

Related posts